Teknik Pembuatan Sediaan Aerosol
A. PENDAHULUAN
Menurut FI edisi IV, aerosol
farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif
terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga pemakaian lokal pada
hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual), atau paru-paru (aerosol
inhalasi).
Produk aerosol digunakan untuk
sediaan yang dirancang untuk mendorong isinya keluar dalam bentuk kabut halus,
kasar, semprotan basah atau kering, juga bentuk busa yang cepat pecah, dan
pemilihan bentuk fisik tersebut. Pada aerosol inhalsi sepertio pada pengobatan asma harus dalam betuk kabut cairan halus
atau berupa partikel-partikel dengan ukuran partikel ynag harus lebih kecil
dari 10 µm, sdan sidaan ini sering disebut sebagai “ inhaler dosis terukur”.
Contoh sediaan yang ada di
apotik: Berotec M. A. (Metered Aerosol = dosis terukur
obat semprot) dari pabrik
Boehringer Ingeheim, sediaan obat tersebut mengandung golongan obat
bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma.
Contoh
Inhaler
Formulasi aerosol terdiri dari 2
komponen utama, yaitu bahan obat (terdiri dari bahan aktif dan bahan tambahan,
seperti pelarut, antioksidan, surfaktan ) dan propelan (pengahsil tekanan yang
bisa berupa zat tunggal atau campuran).
Sediaan aerosol memiliki
penandaan khusus, menurut FI edisi IV aerosol harus mencantumkan penandaan
berupa:
1. Tanda peringatan : Hindari
penghirupan, jauhkan dari mata tau selaput lendir lain.
a. Pernyataan “Hindari penghirupan” tidak
diperlukan pada sediaan yang digunakan inhalasi.
b. Pernyataan “ atau selaput lendir lain
“ tidah diperlukan jika sediaan digunakan untuk selaput lendir
2. Tanda peringatan : Isiu bertekanan.
Wadah jangan ditusuk atau dibakar. Hindari dari panas atau simpan pada suhu
dibawah 490C. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
B. JENIS SISTEM AEROSOL
Sistem aerosol ada dua jenis,
yaitu :
1. Aerosol Sistem Dua Fae
Aerosol jenis ini terdiri zat aktif dalam propelan cair dan propelan
bentuk uap. Sebagai pelarut,
digunakan etanol, proplienglikol, dan PEG untuk menambah kelarutan zat aktif.
Wadah aerosol sistem 2 fase berisi:
a. Fase gas dan fase cair.
b. Fase gas dan fase padat untuk Aerosl serbuk.
Fase cair dapat terdiri dari
komponen zat aktif/campuran zat aktifdan propelan cair/ komponen propelan yang
dilarutkan didalamnya.
Selain aerosol farmasi, aerosol
yang termasuk dalam sistem ini adalah:
· Aerosol ruang (Space Sprays).
Aerosol
ini digunakan untuk menghasilkan kabut yang bertebangan, seperti pewagi ruangan
dan insektisida.
· Aerosol pelapis permukaan atau
semprotan permukaan (Surface coating sprays).
Aerosol ini dimaksudkan untuk
membawa bahan aktif ke permukaan, seperti penyemprot pewangi, penyemprot
kosmetik rambut dan penyemprot cat.
Aerosl sistem 2 fase bekerja pada
tekanan 30-40 p. S. i. G. (pounds per square in gauge) pada suhu 21oC
C. KEUNTUNGAN PEMAKAIAN AEROSOL
Penggunaan sediaan aerosol
memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Pemakaiannya mudah dan sedikit kontak
dengan tangan.
2. Wadah tertutup kedap sehingga risiko
kontaminasi (kemasukan udara dan penguapan selama periode tak digunakan)tidak
ada.
3. Iritasi yang disebabkan pemakaian
topikal berkurang
4. Dosis atau takaran yang dikendaki
dapat diatur.
D.
KELENGKAPAN / KOMPONEN AEROSOL
Komponen aerosol terdiri
dari wadah, propelan, konsentrat
mengandung zat aktif, katup, dan penyenmprot.
1.
Wadah
Wadah aerosol harus dapat
memberikan keamanan tekanan maksimum serta tahan tekanan dan tahan karat. Wadah
aerosol biasanya dibuat dari kaca,plastik,
logam, atau kombinasi bahan-bahan tersebut. Wadah kaca harus dapat
memberikan keamanan tekanan maksimum dan tahan tekanan. Plastik dapat digunakan
untuk melapisi wadah kaca guna meningkatkan keamanan atau untuk melapisi wadah
logam guna memperbaiki daya tahan terhadap korosi dan memperbesar stabilitas
formula. Logam yang sesuai meliputi baja tahan karat, aluminium dan abaj yang
dilapisi timah.
2.
Timah
Propelan berfungsi memberikan
tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan bahan dari
wadah dan dalam kombinasi dengan komponen lain mengubah bahan ke bentuk
fisik yang diinginkan. Sebagai propelan digunakan gas yang dicairkan atau gas
yang dimampatlkan , misalnya gas hidrokarbon, khusunya turunan flouroklorometana, etana, buatana, dan
pentana (gas yang dicairkan).
Sisstem
propelan yang baik harus mempunyai tekanan uap yang tepat sesuai dengan
komponen aerosol lainnya. Penggunaan propelan dalam sediaan aerosol tidak boleh
mengandung freon karena dapat merusak lapisan ozon bumi.
3.
Konsentrat yang Mengandung Zat Aktif
Konsentrasi zat aktif menggunakan pelarut pembantu untuk
memperbaiki kelarutan zat aktif/ zat berkhasiat atau formulasi dalam propelan,
misalnya etanol, propilenglikol, atau
PEG.
4.
Katup
Katup yang berfungsi
untuk mengatur aliran zat terapeutik dan propelan dari wadah. Karakteristik
semprotan aerosol dipengaruhi oleh ukuran, jumlah, dan lokasi lubang seprotan. Bahan
yang digunakan utnuk pembuatan katup harus bersifat inert terhadap formua yang
digunakan. Katup umumnya terbuat dari plastik,
karet, aluminium, dan baja tahan karat.
5.
Penyemprot / Aktuator
Penyemprot/aktuator
adalah alat yang dilekatkan pada batang katup aerosol. Bila ditekan atau
digerakkan, penyemprot akan membuka katup dan mengatur semprotan yang
mengandung obat ke daerah yang diinginkan (mengatur arah semprotan).
E.
PEMBUATAN AEROSOL
Pembuatan Aerosol dengan pendinginan (dingin) dan pengisian dengan
tekanan.
Prose pengisian dengan pendinginan
Konsentrat umumnya didinginkan sampai suhu dibawah 00C dan
propelan digin siukur dengan wadah terbuka (biasanya didinginkan). Katip penyemprot
kemudian dipasang pada wadah hingga membentuk tutup kedap tekanan.
Proses pengisian dengan tekanan
Hilangkan udara dalam wadah dengan cara penghampaan atau dengan menambah
sedikti propelan, isikan konsentrat kedalam wadah, dan propelan ditekan melalui
lubang katup sesudah katup dituutp kedap, atau propelan dibiarkan mengalir
dibawah tutup katup, kemudian katup ditutup. (pengisian dibawah tutp)
F.
PEMERIKSAAN
Pengendalian proses pembuatan biasanya meliputi pemantauan formulasi yang
sesuai dan bobot pengisian propelan serta uji tekanan dan uji kebocoran pada
produk akhir aerosol.
Menurut FI Edisi IV, pemeriksaan yang dilakukan terhadap sediaan aerosol
adalah:
1.
Derajat Semprotan atau Laju Semprotan
Derajat semprotan adalah
angka yang menunjukkan jumlah bobot isi Aerosol yang disemprotkan dalam satu
satuan waktu tertentu. Derajat semprotan dinyatakan daam satuan gram per detik.
Cara melakukan pemeriksaan
derajat semprotan adalah:
a. Pilih tidak kurang dari 4 adah
aerosol
b. Tekan aktuator masing-masing wadah
selama 2-3 detik
c. Timbang seksama masing-masing wadah,
celupkan kedalam penangas air pada suhu 25oC sampai tekanan tetap
d. Keluarkan wadah dari penangas air
lalu keringkan
e. Tekan aktuator selama 5,0 detik lalu
timbang lagi masing-masing wadah
f.
Masukkan
kembali ke dalam penangas air bersuhu tetap, lalu ulangi percobaan sampai 3
kali untuk tiap wadah
g. Hitung derajat semprotan rata-rata
tiap wadah dalam satuan gram per detik
2.
Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran
dilakukan dengan cara:
a. Pilih 12 wadah, catat tanggal dan
waktu (pembulatan sampai ½ jam)
b. Timbang wadah satu per satu
(pembulatan satu satuan miligram), catat bobot sebagai W1
c. Biarkan wadah dalam posisi tegak
selama tidak kurang dari 3 hari paa suhu kamar
d. Timbang kembali wadah satu per satu,
catat bobot nya sebagai W2
e. Hitung waktu percobaan dan catat
waktu sebgai T (dalam satuan jam)
f.
Hitung
Derajat Kebocoran (DKb) tiap wadah per tahun
g. Sediaan dikatakan memenuhi syarat
jika DKb rata-rata tiap tahun dari 12 wadah tidak lebih dari 3,5% dan jika satu pun bocor lebih dari 5% per tahun
h. Jika satu wdah bocor lebih dari 5%
per tahunnay, tetapkan ulang DKb dengan menggunakan 24 wadah lainnya
i.
Sediaan
dianggap memenurhi syarat jika dari 36 wadah tidak lebih dari 2 wadah yag bocor
lebih dari 5% per tahun dan tidak ada satupun wadah yang bocor lebih dari 7%
per tahun, drai bobot yang tertera pada etiket
3.
Pengujian Tekanan
Uji ini dilakukan dengan
cara:
a. Pilih tidak kurang dari 4 wadah
b. Lepaskan tutup, celupkan ke dalam
penangas air pada suhu tetap 25oC sampai tekanan tetap
c. Keluarkan wadah dari penangas, kocok
baik-baik
d. Lepaskan actuator dan keringkan
e. Ukur tekanan dengan memasang alat
ukur tekanan pada tangkai katup
f.
Baca
tekanan dalam wadah pada alat ukur tekanan
No comments:
Post a Comment